RW 01 Santren merupakan bagian dari struktur pemerintahan desa Caturtunggal yang terdiri dari beberapa Rukun Tetangga (RT). Jauh sebelum terbentuknya JPS dan RW, dusun Santren dimpimpin oleh Bapak Darmo Sukarjo, kepala dusun Santren Th. 1952-1990 yang membawahi dusun Santren, Karangasem, Deresan, dan Pelemkecut. Pada tahun tersebut di dusun Santren hanya ada beberapa kegiatan, salah satunya kegiatan adalah Ronda dan Gugurgunung. Khusus kegiatan ronda hampir setiap malam dilaksanakan oleh warga secara bergilir, bahkan ada beberapa warga yang rela 1 minggu tugas 2-3 kali, pertama karena jumlah warga Santren yang belum begitu banyak, yang kedua karena sering adanya pencurian dimalam hari dengan cara mbabah omah. Pada waktu itu petugas ronda keliling dusun Santren sambil membunyikan kentongan dengan nada yang berirama hingga sampai pukul 02.00-03.00 WIB. Pos ronda Santren yang pertama ada diteras rumah Bapak Darmo Sukarjo, kemudia pernah juga dibuat pos ronda kedua di halaman rumah Bapak Sadjiran Gang Anggrek. Dan terakhir pindah di Gang Argulo menempati sebagian tanah pengairan dan tanah Bapak Kardi Utomo.
Kegiatan kerjabakti pun juga demikian, hampir setiap bulan ada kerja bakti membersihkan lingkungan Santren seperti, jalan, makam dan sebagainya. Dan yang tidak kalah menarik adalah tradisi gotong royong “ngunggahke empyak” yang merupakan kegiatan kolaboratif di masyarakat yang dilakukan dalam proses pendirian atau pembongkaran atap rumah. Kegiatan ini melibatkan banyak orang, khususnya kaum pria, untuk menurunkan atau memasang atap rumah yang terbuat dari genting dan empyak. Selain aspek fisik, tradisi ini juga seringkali terkait dengan doa bersama sebagai ungkapan syukur atas proses yang telah dilakukan. Kegiatan ini sering dilakukan sebagai bentuk kerjasama dan solidaritas antar warga, tujuannya adalah untuk meringankan beban finansial dan meningkatkan hubungan sosial antar warga. Kesadaran gotongroyong dan kewajiban ronda setiap warga ketika itu sangat tinggi sehingga apa yang namanya Guyub sangat nyata di kampung Santren.
Pada tahun 1966 dusun Santren mulai ada beberapa kegiatan dengan terbentuknya paguyuban Tunas Muda Krangasem Santren, yang diresmikan oleh Bapak Kepala Dusun Santen tanggal 25 Maret 1966 dan sebagai ketua adalah Sdr. FX. Sugiyanto (Ketua Tunas Muda Karangasem Santren Pertama). Pada waktu itu anggota Paguyuban Tunas Muda ini berasal dari Santren dan Karangasem, dan ketika ada acara hajatan disalah satu kampung maka mereka saling membantu, misal warga santren ada yang puny hajatan maka pemuda Karangasem mengirimkan beberapa pemuda dan pemudi, begitupun sebaliknya. Berjalannya waktu dusun Deresan dan Pelemkecut akhirnya bergabung masuk sebagai anggota Tunas Muda, dan selanjutnya dibentuklah Tunas Muda Unti I- IV dimana ketua Tunas Muda Unit I santren ketua perdananya dalah Sdr. Suyanto
Kemudian sekitar tahun 1976an beberapa tokoh Santren seperti, Bapak Darmo Sukarjo, Bapak Daliman, Bapak Waluyo, Bapak Sadjiran, Bapak Nuryadi, Bapak Soepardi, Sdr TH. Suhirjan, Bapak Ramido, Sdr Sarijo dan beberapa tokoh lainnya berdiskusi dan bermusyawarah dirumah Bapak Darmo Sukarjo untuk membentuk sebuah paguyuban kampung Santren, dan pada tahun itu pula terbentuklah sebuah paguyuban yang bernama JPS (Jumat Pon Santren) yang diketuai Bapak Darmo Sukarjo, dimana tujuan paguyuban ini untuk membangun rasa kekeluargaan, menampung aspirasi masyarakat, serta menjalin hubungan sinergis antar warga. Paguyuban ini juga berfungsi sebagai lembaga yang menjadi ujung tombak dalam memperoleh informasi dan data di masyarakat, sehingga dapat menciptakan keterpaduan dan saling belajar di antara pengurus JPS.
Saat Paguyuban JPS terbentuk, kegiatan rutin setiap selapan sekali adalah pertemuan untuk membahas perkembangan kampung Santren, juga arisan dan simpan pinjam. Berjalnnya waktu paguyuban JPS mulai berkembang, maka pengurus JPS mulai membeli beberapa perkakas dan barang pecah belah, seperti piring, sendok, cangkir, porong, asbak, baki, kursi seng san sebagainya. Barang inventaris ini selanjutkan disewakan ke anggota ketika ada yang mempunyai hajatan dan sejenisnya, kemudian peminjam mengisi kas untuk biaya perawatan sekaligus untuk mengembangkan inventaris JPS.
Pada tahun 1978-1987 kepengrusuan JPS diganti oleh Bapak Sapon Hadiwiyono, dan JPS mulai dan terus berkembang terutama dalam finansial, maka pengurus JPS kembali memutuskan untuk membeli seng dan kursi merah dengan cara setiap anggota JPS iuran atau patungan untuk membeli 1 kursi dan 1 seng, sedang kekurangannya diambil dari kas JPS. Selanjutnya agar inventaris JPS tidak rusak dan mudah dikoordinir, maka seluruh barang tersebut disimpan dirumah Bapak Bani Wiyadi, dan disanalah warga yang akan meminjam barang dikordinir dengan baik, dicatat semua pengeluaran barang dan sebagainya. Hampir 5 tahun gudang perkakas berada dirumah Bapak Bani Wiyadi. Berjalannya waktu barang inventaris JPS kemudian dipindah ke rumah Bapak TH. Suhirjan hingga beberapa tahun, kemudian kurang lebih pada tahun 2015 pindah untuk sementara waktu ditimur pasar Santren karena rumah Bapak TH. Suhirjan akan dibangun.
Selain pengadaan barang, paguyuban JPS juga mengadakan arisan dan simpan pinjam dimana hasil dari simpan pinjam tersebut untuk menambah kas JPS. Tidak ketinggalan saat itu Tunas Muda Santren pun juga dilibatkan dalam setiap pertemuan JPS, yaitu sebagai sinom menghantar suguhan ke peserta pertemuan dengan cara jengkeng seperti abdi dalem kraton ketika mengantar suguhan ke raja.
Pada awal tahun 1980 pemerintah Caturtunggal memperbaiki sistem administrasi dan struktural dengan membentuk beberapa RW se kalurahan Caturtunggal. Maka pada tahun itu dibentuklah RW Santren dengan nama RW 39-01 Santren dengan ketua Bapak Sapon Hadiwiyono sekaligus merangkap sebagai ketua JPS Santren. Selanjutnya digantikan oleh Bapak Waluyo Iman Sukirno (th 1988-1993), beliau juga sekaligus merangkap sebagai ketua RW dan ketua JPS. Kepemimpinan JPS dan RW selanjutnya diberikan kepada Bp Slamet Raharjo (tahun 1994- 1999), dan seterusnya diganti oleh Bapak Surono pada tahun 2000-2010. Dan pada tahun 2011-2021 diganti Bapak Jono Atmojo. Namun dalam periode ini (tahun 2017) ketua JPS tidak lagi dirangkap oleh ketua RW, diketua dipegang oleh salah satu warga Santren, yaitu Bapak Suwarno. Dan selanjutnya pada tahun 2022-2026 digantikan oleh Bapak Wienar Aditya, dan untuk JPS masih diketua oleh Bapak Suwarno.
Begitulah sejarah singkat terbentuknya JPS dan RW dikampung Santren, data dan informasi kami dapatkan dari nara sumber yang masih ada dan terlibat dalam mendirikan JPS, dan RW, serta pemuda Santren yang terlibat dalam kegiatan JPS ketika itu.
Banyak hal yang bisa kita teladani dari para pendahulu kita, para sesepuh kita, dan para pendiri JPS yang dengan gigih memperjuangkan sebuah kebersamaan, sebuah kerukunan, yang menghargai sesama, hidup guyub rukun tanpa membedakan ras, suku dan agama. Kata Bhinneka berarti beraneka ragam atau berbeda-beda. Kata Tunggal berarti satu. Kata Ika berarti itu, secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan Beraneka Satu Itu, yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya Bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan, Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu Bangsa, untuk itu kita harus benar-benar memahami maknanya.
Mari kita berjuang bersama-sama untuk membangun Kampung Santren yang lebih cerdas dan berkarakter yang baik. Kahono.2024

Ketua JPS 1979-1981
Kepala Dukuh Santren 1952-1990

Ketua JPS 1981-1991
Ketua RW 1981-1991

Ketua RW Th. 1991-1996
Ketua JPS Th. 1991-1996

Ketua RW Th. 1996-2001
Ketua JPS Th. 1996-2001

Ketua RW Th. 2001-2011
Ketua JPS Th. 2001-2011

Ketua RW Th. 2011-2021
Ketua JPS Th. 2011-2016

Ketua RW Th. 2021-2026